Kala
itu,aku hanya bisa termenung memikirkan pilihan mana yang pantas aku ambil
untuk menghasilkan suatu keputusan terhadap suatu kegiatan untuk beberapa
minggu kedepan. Antara melibatkan diri sebagai volunteer di suatu kegiatan pesta olahraga internasional terbesar
di Asia,atau tetap berdiam diri dirumah dan terus fokus mencari kerja sampai
mendapat panggilan wawancara lagi. Dimana hal itu termasul hal yang sangat
sulit untuk aku tentukan,ditambah lagi aku adalah seseorang yang sangat tidak
percaya diri untuk menentukan suatu keputusan sendiri. Hal tersebut lah yang
menyebabkan aku sering kali labil untuk bertahan terhadap suatu pilihan yang
telah ditentukan sendiri.
Aku
terbiasa meminta saran dari orang lain agar aku memiliki pencerahan untuk
menentukan suatu keputusan. Tapi seringkali hasilnya adalah,aku mengikuti apa
yang orang lain katakan dibandingkan kata hatiku sendiri. Seringkali aku
menyesali segala keputusanku karena aku lebih percaya dengan keputusan orang
lain,walaupun keputusan mereka itu hanya berupa gambaran saja. Seringkali juga
aku lebih memilih mengikuti orang lain walaupun kata hatiku ini sudah berteriak
mengatakan “tidak”.
Betapa
tertekannya hidup ini selama 21 tahun aku terus menerus tidak dapat menentukan
pilihan sendiri terhadap apapun. Aku selalu takut untuk terjatuh dan
menyesal,itu sebabnya aku tidak pernah berani mengikuti kata hatiku sendiri
untuk menentukan suatu keputusan. Namun,pada akhirnya,kala itu aku memberanikan
diri untuk memilih berdasarkan kata hatiku. Aku memilih untuk melibatkan diri
sebagai seorang volunteer di pesta
olahraga internasional terbesar di Asia yang berlangsung selama dua minggu.
Kala itu aku berfikir,aku masih sangat muda,dan sangat penting bagiku untuk
membuat suatu pengalaman unik dan seru yang akan menjadi bekalku untuk ku
ceritakan kepada anak-anak dan cucuku nanti.
Kala
itu,adalah pertama kalinya aku melibatkan diri di suatu kegiatan besar tanpa
ada rekan yang kukenal satupun. Takut? Sedikit. Setelah aku menyetujui
pernyataan bahwa aku bersedia untuk terlibat sebagai volunteer,aku sudah mulai berprinsip pada diriku,bahwa dimanapun
aku berada aku pasti akan bertemu dengan teman baru. Setelah aku menanamkan
prinsip seperti itu pada diriku,aku sudah mulai tidak lagi khawatir tidak
mendapatkan teman.
Hari
terus berjalan,begitu pun kegiatannya. Ada beberapa tanggal yang harus selalu
aku catat untuk memenuhi serangkai kegiatan yang harus aku ikuti pada kegiatan
tersebut. Kegiatan demi kegiatan pun aku lalui,satu persatu bahkan sampai
beberapa orang yang berbeda sudah ku kenali. Aku pun mulai terkejut kepada
diriku sendiri,ternyata sangat mudah untuk berkenalan dengan siapapun apabila
kita berani membuka diri tanpa harus memandang siapa mereka dan bagaimana mereka.
Prinsipku
dalam berteman,kenal dan bermain dengan siapapun itu wajib,tetap untuk menjadi
dekat barulah suatu pilihan,dan memang harus berhati-hati dalam menentukan
siapa orang yang pantas dan layak untuk ada dalam hidup kita. Entah
teman,sahabat,bahkan kekasih sekalipun misalnya. Informasi jadwal kegiatan
tugas sebagai seorang volunteer juga
sudah mulai bertebaran,bahkan penentuan divisi-divisi terkait juga sudah mulai
diumumkan. Kala itu,aku terpilih sebagai volunteer
yang bekerja pada divisi akreditasi permainan olahraga GOALBALL yang diadakan
di salah satu tempat di Jakarta Selatan.
Saat
penentuan ini,lagi-lagi kecemasan ku mulai muncul. Aku sangat takut apabila
mendapatkan tim kerja yang tidak memiliki jiwa berkorban bersama untuk bisa
kompak,takut sistem pergaulannya yang akan cenderung berkelompok dan saling
menutup diri untuk tidak berbaur kepada satu sama lain. Selain itu,aku juga
sangat takut apabila aku tidak dapat menjalani tugas dan tanggung jawab dengan
baik,karena aku seringkali merasa bahwa diri ku ini terkadang tidaklah cepat
untuk mengerti suatu informasi yang diberikan.
Namun
pada kenyataannya.... Aku terus menerus merasakan suatu hal yang sangat tidak
kuduga-duga. Aku selalu diterima dimanapun aku ingin bercanda,tertawa,menangis,bertukar
fikiran,bahkan mengerjakan semua tugas dan tanggung jawab berdasarkan caraku
sendiri. Aku benar-benar merasa dihargai seutuhnya,di dengar,dan di lihat oleh “mereka”
semua yang baru kukenal hanya kurun waktu dua minggu,dan selalu membuat ku tertawa,sangat terhibur selama momen Asian
Para Games 2018. Mereka adalah tim kerjaku,divisi akreditasi olahraga bidang
GOALBALL dan seluruh teman-teman baru yang telah ku temui saat kegiatan
tersebut berlangsung.
Tak
dapat ku sebut satu persatu namanya,namun satu per satu diantara mereka telah
membuatku bersyukur telah mengenal mereka semuanya. Sangat sulit untuk melepaskan
kebiasaan yang terus berulang aku lakukan selama dua minggu berturut-turut.
Hingga saat aku telah melepas tanggung jawabku sebagai seorang volunteer sangat sakit rasanya,sangat
berat. Rasanya aku pun sangat tak ingin merasakan hari terakhir pada momen
tersebut.
Aku
ingin momen Asian Para Games 2018 dapat terulang kembali. Kami semua sangat
lelah,namun kami sangat merasakan kebahagiaan dan tawa yang tiada hentinya
setiap waktu pada momen tersebut. Merasa sangat terhormat telah mendapat
kesempatan menjadi bagian dari pesta olahraga terbesar internasional itu. Aku
sadar,mungkin aku tidak akan pernah kembali kepada momen itu,semua terkesan hanya ilusi saking singkatnya waktu yang dilalui,namun aku juga
bersyukur setidaknya aku telah banyak merekam semua kenangan saat itu walaupun
hanya dengan foto ataupun video.
Wujud
maupun rupa yang telah aku lihat selama kegiatan itu,masih dapat kulihat setiap
waktu. Tapi suasananya,tidak akan pernah lagi dapat kunikmati. Tidak apa-apa
bagiku sekarang,karena hanya dengan melihat foto dan video yang telah ku simpan,aku
bisa merasakan dengan sendirinya bagaimana suasana saat itu walaupun akhirnya
aku akan menjadi sedih karena rindu yang tertahan. Tidak sampai disini,aku juga
tidak menyangka ternyata Tuhan memberikan bumbu pada momen tersebut yang
membuat aku semakin sulit untuk melupakannya. Tak kusangka ternyata terjadi sesuatu yang sama sekali tak terduga,dengan modal bahasa inggris yang sangat
lemah dan sangat banyak perbedaan yang dimiliki antara AKU dan DIA (kecuali
agama).
Lobby
pintu atlit yang menjadi saksi bisu awal pertemuan antara AKU dan DIA. Dimana “ingin
berfoto” adalah salah satu cara agar kami bisa saling mengenal. Wisma tempat
kami menginap pun juga menjadi saksi bisu pertemuan kami. Dimana lapangan
berbentuk lingkaran yang biasa menjadi tempat untuk berpesta bagi semua
penghuni wisma lah sebagai tempat kami untuk saling menukar janji bertemu
setiap malam setelah aku pulang bekerja.
DIA..Selalu
memberikan aku banyak kenangan walaupun pertemuan kami sangat singkat.
Parfumnya yang menjadikan ciri khasnya bagiku,yang sampai sekarang aku pun
belum pernah temui orang dengan aroma yang sama sepertinya. Aku sangat
bersyukur,dia telah menempelkan aroma tersebut pada suatu barang yang diberikan
kepadaku. Saking langkanya,aku sampai tidak berani menggunakan barang
tersebut,karena khawatir aromanya akan hilang. Terimakasih,sempat mewarnai
pengalaman dua mingguku,dia adalah tambahan bumbu yang tak terduga masuk ke
dalam momen itu untuk diriku.
Tak
kuasa ku menahan lirih untuk melepas momen berharga ini. Sekali lagi kuucapkan
terimakasih kepada semua pihak terkait ASIAN PARA GAMES 2018. Sangat merasa
terhormat telah terpilih sebagai relawan pada ajang internasional bergengsi
tersebut. Sungguh pengalaman yang luar biasa,yang akan aku ceritakan kepada
anak dan cucuku nanti. Tawa,canda,tangis,letih,semua ku rasakan bersama “mereka”
yang selalu membuat hari-hari ku berwarna selama dua minggu.
Terlalu
banyak tawa yang telah ku keluarkan,sehingga banyak juga kesedihan yang ku
keluarkan saat harus melepas momen tersebut dan kembali ke kehidupan yang
sesungguhnya. Terimakasih semua kuucapkan,sampai jumpa di waktu yang berbeda. Tak terbayang apabila saat itu aku tidak mengikuti kata hatiku dan masih tenggelam dalam ragu,mungkin aku tidak akan merasakan kehidupan baru yang sebahagia itu. Berkat pengalaman tersebut,fikiran ku terhadap apapun juga semakin terbuka. Terimakasih,Prima.... Berkat keberanianmu,kamu telah menciptakan suatu cerita dan pengalaman yang sangat membahagiakan bagi dirimu sendiri.
and last,thankyou Ali... You make me special's,you make my day. I'll be waiting for you to come back Jakarta. Hope I'll be there soon in Iraq just for trip maybe. See you soon.
SEE YOU WHEN I SEE YOU ALL
Komentar
Posting Komentar